Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2009

Cinta Aura

Aura mendekap buku catatan Matematikanya. Ia sedang senang. Masalahnya buku itu, baru dikembalikan Ringga. Aura merasakan debar jantungnya sendiri. Seakan buku itu adalah magnet yang membuat debar didadanya tidak mau berhenti. Gila mungkin, tapi Aura tidak bisa memungkiri hatinya. Siapa yang tidak akan terpikat oleh pesona Ringga. Cowok berbadan atletis itu ketua OSIS, jago basket, keren, dan baik. Pokoknya Ringga harus ditetapkan sebagai cowok paling diidamkan oleh cewek-cewek. Dan bukan rahasia lagi, kalau cewek-cewek di SMAnya tergila-gila sama Ringga. Bahkan ada yang sudah menetapkan Ringga sebagai calon suami ideal. Ada-ada saja. Lihat saja aksi nekat Sinta, cewek paling genit disekolahnya itu. Pernah datang ke sekolah dengan baju yang bertuliskan “I Love You, Ringga”. Sontak semua heboh, para siswa cowok geleng-geleng kepala melihat adegan itu. Tapi, anehnya Ringga tidak memberikan respon apapun. Ia tetap bersikap biasa saja. Atau aksi lebih nekat lagi, Sisil pemain ba

Bunda, bulan!

Bulan itu selalu misteri bagi Moura, berapa kali ia mencoba memahami kehadiran bulan. Namun, tak pernah secara pasti ia mampu menerangkan makna bulan pada seseorang. Dia akan kembali terguguh menikmati bulan, tak ada kata hanya senyap. Udara permainkan poninya. Membelai kulitnya dalam romansa canda. Sensasi itu selalu ia rasakan, tatkala ia melihat bulan bersinar terang di langit sana . “Apa mungkin bulan itu mengerti perasaanku”pikirnya Memang pernah terpikirkan hal itu olehnya. Bulan begitu memahaminya. Ketika gelap malam mulai menyapa, bulan hadir sebagai cahaya. Melibas bumi dalam indah cahayanya. Semua akan terpana, itu pasti. Terlebih, Moura merasa keterikatan dirinya dengan bulan. Bulan begitu mencurahkan kasihnya pada Moura. Ketika semua orang tak menolehnya, bulan akan menggapainya dalam damai. Seperti malam itu, ketika Ayahnya, boleh jadi bukan Ayahnya, menyiksanya lagi, entah untuk ke berapa kalinya. Melumuri punggungnya dengan pukulan cambuk, menghasilkan garis-gar

Dua Cincin Satu Cinta

Dinda, Aku mematut diri di cermin, pantulan wajah merona hadir di sana. Apalagi sebuah cincin terpatri manis di jari manisku. Aku mencium cincin itu berkali-kali. cincin yang telah menjadi pengikat antara aku dan dia, simbol cinta kami yang abadi yang akan berlabuh disinggasana perkawinan. Cincin itu sebenarnya adalah sebuah cincin emas sedarhana, dengan motif bulat dan ditengahnya ada sebuah permata kecil. Itulah ikatan yang akan kami abadikan, sederhana namun segudang makna. Seperti hari-hari yang kami lalui bersama, suka dan duka adalah biasa karena berdua. Namun, sebentuk keraguan adalah pertanda bahwa hari esok akan lebih sulit dari hari ini dan hanya cinta yang mampu membawa dua hati pada tautan takdir dan bahagia. Pada cincin di jari manis aku berkeluh kesah, Aringga Pradibyo, laki-laki gagah yang karismatik itu meminangku beberapa minggu yang lalu. Ia ingin kami menghabiskan hari tua bersama, mengeja hari dalam khayalan akan sebuah keluarga yang bahagia. Tak ada kata ke

Etalase cinta Muni dan Ibu

Hujan mengguyur bumi dengan rintik yang malas, menghasilkan irama jejak yang mendayu. Guntur sapa menyapa dari ujung langit, hitam menggantung di langit. Pagi yang sedih, muram dan durja. Tangisan itu memanggil menyayat hati yang mendengarnya. Memiluhkan, menghasilkan bait-bait kehilangan, ketidak relaan dan kegamangan. Semua menyatu dalam dekapan doa tangan-tangan yang gigil atas kehilangan. Muni memandang nanar pada karangan-karangan bunga yang berjejer sebelum pintu masuk rumahnya. Ia memohon, ia hanya bermimpi melihat karangan bunga itu. Karangan bunga dan berita duka adalah dua hal yang sangat ditakutkan Muni. Dan hari ini, ia mendapati jejeran karangan bunga itu. Ingin rasanya, ia berteriak. Memohon Tuhan tidak melakukan semua itu padanya. Tapi, tubuhnya meluruh, tungkainya menggigil ketika melihat wajah pias tak berdayah Bunda yang terbujur kaku di tengah rumah. “Bunda” teriaknya Inikah arti firasatnya semalamnya. HPnya yang tiba-tiba berdering dan pemberitahuan Bu

Just friend

Cery memiliki sebuah cinta, tak bisa diuraikan bahkan dijelaskan dengan logika. Ia memiliki rasa itu, dan merasa itu lebih dari cukup. Tak perlu penjelasan ketika rasa telah berbicara, semua mulut akan bungkam menerima. Hanya ada rasa dan cinta itu telah menggelora. Menemani nadi berdenyut, berlarian bersama udara yang dihirup dan memenuhi pikiran. Betapa anehnya ketika kita jatuh cinta, diam dan larut dalam rasa. Seperti cowok yang telah merampas segala rasa di dada Cery. Mengayunkan Cery dalam lamunan panjang yang tidak bertepi. Cery hanya tahu ada cinta di hatinya untuk cowok itu. Kalimat yang selalu jadi alibi, ketika cinta mulai membutakan. Dan layaknya gadis-gadis lain, Cery selalu berusaha untuk menjadi sosok yang ideal, selalu tampil sempurna, bahkan tidak segan-segan pergi ke salon hanya demi makan malam dengannya. Walau rutinitas makan malam itu sebenarnya sudah biasa. Cery bahkan berusaha untuk selalu tampil menyenangkan di samping cowok itu. Nama cowok itu Nad

Kisah Lomby dan Putri Loana

Alkisah di sebuah negeri yang elok dan permai hiduplah seorang Raja dengan 2 orang putrinya yang cantik jelita. Putri tertuanya bernama Loana dan putrinya yang bungsu bernama Carla. Raja dan dua putri serta Permaisuri hidup dalam damai. Rakyat pun hidup dengan makmur, karena Raja memerintah dengan sangat adil dan bijaksana. Di negeri yang indah itu, hidup juga Lomby dan ibunya. Lomby adalah anak dari Ibu Conti, seorang pencari kayu bakar. Mereka hanya hidup berdua karena Pak Torla ayah Lomby telah meninggal dua tahun yang lalu. Selama ini Lomby sangat senang tinggal di desa pinggir hutan, ia biasa membantu Ibunya mencari kayu ke hutan. Ia adalah anak yang sangat berbakti. Namun seiring bertambah umurnya, kini ia telah menjelma menjadi seorang pemuda yang gagah. Ototnya telah terbentuk berkat sering mengangkut kayu-kayu yang didapat Ibunya. Dan seperti pemuda lainnya, Lomby tidak lepas juga dari rasa cinta. Sejak pertama, ia sangat tertarik pada Putri Loana, walaupun belum pernah be

Agama “kendaraan” politik

Gambar
OLEH :SAMSIARNI PADANG, SUMATERA BARAT DESEMBER, 2008 PENDAHULUAN Pertarungan di arena politk semakin memanas karena pemilu 2009 telah di depan mata. gelagat pengurus, anggota, dan simpatisan partai-partai politik dalam mencari dukungan menjelang Pemilu sudah terasa. Partai-partai politik, baik yang berbasis organisasi keagamaan maupun tidak, mulai menyiapkan diri dan menggalang dukungan sebanyak mungkin. Fenomena yang terjadi, sebagian kandidat calon penguasa itu lahir dari tokoh-tokoh agama. Para kandidat menaungi beberapa komunitas dan perkumpulan yang berbasis agama. Fenomena ini tentu menyeret kita pada satu titik temu bahwa betapa dekatnya agama dengan politik. Ketika kita membicarakan masalah agama dan politik, Ada dua dua ungkapan yang berkembang yaitu "agama untuk politik", atau "politik untuk agama". Agama untuk politik, menurut sementara orang, cenderung merendahkan posisi agama, karena politik sebagai tujuan, a

PUISI

Oleh : Samsiarni Bukan penafsir mimpi Aku bukan penafsir mimpi Yang mampu artikan kata dalam igaumu Aku bukan penafsir mimpi Yang mampu bedakan bunga tidur atau bukan. Mimpi, ah kekasih… Kau terlalu luas hanya untuk takluk dalam sempitnya mimpi Takkah kau ingat Ciuman rayumu dipunggung malam, kala itu Itu bukan mimpi kekasih Jangan Tanya mimpi padaku Mimpi hanya akan membuat nyawaku tercerabut dari detak jantung Aku tak inginkan mimpi Karena nyata adalah indah. Menggapai matamu Tanpa sengaja kutatap sinar matamu Kala kita terjebak disudut halte tua itu Hujan tak mengerti, ia tumpah jua Biarkan bibir gigilmu memasung waktu Kala itu aku datang menghampirimu, sambil berucap “jangan takut, hujan hanya ingin tenangkan tanah, senangkan akar, dan biarkan alam bernyanyi. Kemari dan berlindunglah dalam telapak tanganku yang hangat” Kau menoleh dalam diam, dengan ratap yang tak ku mengerti Tanganku mulai memb

Negeri Semut Dan Tuan Vonka

Oleh : Samsiarni KeRajaan semut geger. Prajurit dengan senjata mondar-mandir di depan istana menunggu perintah dari Raja. Rakyatpun hari itu tidak bekerja, mereka juga sibuk menjaga istana. Ini hari darurat di keRajaan semut. Sirene telah meraung-raung dari pagi. Pertanda keadaan benar-benar genting. KeRajaan akan mengadakan rapat dadakan untuk menentukan sikap. Istana keRajaan itu terbuat dari gula, dengan bentuk seperti rumah joglo. Indah sekali. Menurut kabar dari rakyat, istana itu di rancang oleh para arsitek-arsitek handal dari negeri semut. Istana itu hampir sempurna, bagian-bagiannya tertata dengan apik. Tentu dengan nilai seni yang dapat di acungi jempol. Namun, istana indah itu telah kehilangan keindahannya. Putri Vopian, putri bungsu Raja di culik oleh seorang laki-laki besar bernama tuan Vonka. Ia adalah penghuni rumah yang tak jauh dari keRajaan semut. Di sanalah bermulanya masalah itu • Hari itu, Putri Vopian sangat senang, ketika Nandi mengajaknya bermain-mai