PUISI
Oleh : Samsiarni
Bukan penafsir mimpi
Aku bukan penafsir mimpi
Yang mampu artikan kata dalam igaumu
Aku bukan penafsir mimpi
Yang mampu bedakan bunga tidur atau bukan.
Mimpi, ah kekasih…
Kau terlalu luas hanya untuk takluk dalam sempitnya mimpi
Takkah kau ingat
Ciuman rayumu dipunggung malam, kala itu
Itu bukan mimpi kekasih
Jangan Tanya mimpi padaku
Mimpi hanya akan membuat nyawaku tercerabut dari detak jantung
Aku tak inginkan mimpi
Karena nyata adalah indah.
Menggapai matamu
Tanpa sengaja kutatap sinar matamu
Kala kita terjebak disudut halte tua itu
Hujan tak mengerti, ia tumpah jua
Biarkan bibir gigilmu memasung waktu
Kala itu aku datang menghampirimu, sambil berucap
“jangan takut, hujan hanya ingin tenangkan tanah, senangkan akar, dan biarkan alam bernyanyi. Kemari dan berlindunglah dalam telapak tanganku yang hangat”
Kau menoleh dalam diam, dengan ratap yang tak ku mengerti
Tanganku mulai membuka nantikan hadirmu
Tapi…
Kau menjauh dalam desau angin dan derasnya hujan.
Tinggal aku terpaku menatap hujan membawamu.
Elegi pisah
Kita tak akan selalu bersama
Seperti daun yang akan lepas dari tangkainya
Mengering, lalu berderai di injak orang lalu.
Malam menghitam
Tapi kerut nama dan nyanyian linu
Atas setitik noda bernama luka
Abadi dalam titisan duka
Air yang meleleh dipipi
Bisakah ia dinamakan airmata
Sedangkan mata tak rela ia berair
Semua berawal dan berujung
Pada satu kata KAU
Lalu LUKA, duka, dan CINTA.
Diorama senja
Mak, ini diorama senja kita,
Kau bertanya “apa itu diorama?”
Aku menggigit bibir, malu
Kata itu aku sendiri tak mengerti
Tapi senyum lembutmu hilangkan ragu..
Aku berpagut pada kaki langit,
Kau bertanya lagi “sedang apa kau dikidung langit, nak?”
Aku diam memegangi kaki langit, aku memandang kejora matamu
Sambil berujar
“mak langit sudah terlalu tua, ia tak mampu berjalan sendiri, ia butuh aku”
Mak menatap takjub dengan aroma sawahnya
“ya Tuhan buyungku dipercaya langit”
Aku memandang rasa itu mak
Teurai lewat kata dari hati
Aku diam, keluh dan meratapi hati
Kau percaya mak…
Pada sesuatu yang aku sendiri tak percaya..
Tapi apa aku berdosa telah membuat kau percaya mak?
Komentar